PT Pelindo (Persero) menyatakan, selama hampir delapan bulan pasca merger, ada peningkatan kinerja dan produktivitas di sejumlah pelabuhan. Meningkatnya produktivitas bongkar muat diukur dengan parameter boks per kapal per jam (BSH) dan pengurangan port stay, atau waktu sandar kapal di pelabuhan yang diukur dengan jumlah hari. Di Terminal Peti Kemas (TPK) Belawan misalnya, jumlah bongkar muat naik lebih dari dua kali lipat, dari 20 boks per kapal per jam menjadi 45 boks per kapal per jam.
"Kecepatan bongkar muat itu membuat waktu sandar kapal dapat berkurang menjadi setengahnya, dari dua hari menjadi hanya satu hari," ujar Direktur Utama PT Pelindo Arif Suhartono dalam keterangan pers, Jumat (10/6/2022). Selanjutnya, peningkatan kinerja terjadi di TPK Makassar, dengan kecepatan bongkar muat dari 20 BSH menjadi 42 BSH, dan waktu sandar juga berkurang dari 2 hari menjadi 1 hari. "Sementara, peningkatan kinerja terbaik ada di Terminal Peti Kemas Pelabuhan Ambon, di mana peningkatan jumlah bongkar muat naik hampir tiga kali lipat, dari 12 boks per kapal per jam menjadi 35 boks. Dampaknya, jumlah waktu sandar dapat terpangkas tajam dari tiga hari menjadi satu hari," kata Arif.
Dia menjelaskan, bagi perusahaan, semakin pendeknya waktu sandar dan kecepatan bongkar muat, akan membuat biaya operasional makin efisien dan trafik kapal jadi meningkat. "Paling tidak, hal itu sudah tergambar dalam kinerja kuartal I 2022. Arus kapal misalnya, mencapai 283 juta gross ton (GT), 1 persen lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya," tuturnya. Selain itu, arus peti kemas naik 2 persen mencapai 4,2 juta TEU’s pada kuartal I 2022, dan arus barang meningkat 8 persen menjadi 37 juta ton.
"Hal itu juga terlihat dari EBITDA (Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) pada kuartal I 2022, yang naik 7 persen di atas pencapaian pada periode sama tahun sebelumnya," pungkas Arif.